Jakarta, CNBC Indonesia – Kebugaran medis mematikan mengancam penumpang pesawat, tak peduli duduk Hingga Bangku kelas mana pun Untuk penerbangan. Kebugaran medis ini disebut Deep Vein Thrombosis (DVT).
Mengutip situs resmi Kementerian Kesejaganan (Kemenkes), DVT merupakan Kebugaran terbentuknya gumpalan darah Hingga pembuluh darah vena Untuk, biasanya terjadi Hingga area kaki, dapat mengakibatkan penyumbatan aliran darah. Sebab, Berpotensi Untuk berisiko yang mengancam jiwa Lantaran gumpalan darah Memperoleh kemungkinan Untuk berembolisasi, terpisah Didalam vena, atau berjalan sebagai embolus Melewati sisi kanan jantung yang Lalu dapat bersarang Hingga arteri.
Melansir CNBC International, Kebugaran ini dapat terjadi kapan saja.Kebugaran ini disebut seringkali terjadi tanpa Tanda yang jelas, Agar menjadi sangat berbahaya. Para ahli kerap menyebutnya “sindrom kelas ekonomi” pesawat.
Disebutkan, orang-orang yang bepergian Didalam penerbangan jarak jauh Memperoleh risiko lebih tinggi Lantaran mereka duduk Untuk waktu lama. Hal ini diungkapkan Dr. Pinakin V. Parekh, seorang konsultan kardiologi Hingga Harley Street Heart and Vascular Centre Singapura.
“Secara teori orang-orang yang berada Hingga kelas perjalanan udara yang lebih baik -kelas Usaha, kelas satu – Memperoleh lebih banyak ruang Untuk bergerak, meluruskan kaki mereka,” katanya kepada CNBC Travel, dikutip Sabtu (21/9/2024).
“Karena Itu itu semua tentang real estat Hingga pesawat.”
Tetapi Parekh Didalam cepat Menunjukkan, apa yang disebut “sindrom kelas ekonomi” tidak membeda-bedakan Hingga mana Anda duduk atau seberapa sering seseorang terbang.
“Saya Memperoleh pasien yang bepergian Malahan Hingga kelas Usaha juga Merasakan DVT,” katanya.
Mayo Clinic mengungkapkan gejalanya meliputi nyeri, pembengkakan, perubahan warna kulit, dan rasa hangat, tetapi beberapa orang tidak Merasakan Tanda sama sekali. Mereka yang Merasakan obesitas, berusia Hingga atas 60 tahun, mengonsumsi pil KB atau terapi penggantian hormon, atau merokok Memperoleh risiko lebih tinggi terkena trombosis vena Untuk.
Menurut Parekh, terbang juga Memperoleh risiko tersendiri.
“Untuk satu Didalam setiap 5.000 penerbangan yang dilakukan, satu pasien … dapat Merasakan DVT hanya Lantaran risiko perjalanan udara,” katanya.
Walaupun penerbangan jarak jauh lebih berisiko menimbulkan DVT, penerbangan jarak pendek juga tak terelakkan Didalam risiko Penyakit itu.
“Dulu orang-orang mendefinisikan penerbangan jarak jauh sebagai delapan jam,” kata Parekh.
“Tetapi ada beberapa data yang Menunjukkan bahwa sekarang empat jam pun Dikatakan cukup lama.”
Alok Tapadia, mantan pengusaha berusia 52 tahun Hingga industri perbankan, mengaku Merasakan DVT akibat penerbangan empat jam Didalam Singapura Hingga Hong Kong. Ia bermain Badminton tiga kali seminggu, Karena Itu ia tahu ada yang tidak beres ketika ia kehabisan napas Pada menaiki tangga Setelahnya tiba Hingga Hong Kong. Ia naik tangga Lantaran salah satu eskalator berhenti bekerja.
“Saya harus berhenti sebentar, dan saya bertanya-tanya apa yang terjadi Di saya,” kata Tapadia.
Ia mengatakan pemindaian tubuh pertamanya Menunjukkan jantungnya membesar, Kebugaran ini terjadi Pada jantung memompa terlalu keras. Pemindaian tubuh kedua mengakibatkan Tapadia segera dirawat Hingga unit Perawatan Medis intensif Puskesmas.
Ahli Kebugaran menemukan, ia kekurangan oksigen secara masif dan paru-parunya tersumbat total. Ahli Kebugaran mengatakan situasinya “kritis, Lantaran ada begitu banyak tekanan Di jantung Agar jantung bisa saja berhenti berdetak atau masuk Hingga tahap yang lebih kritis kapan saja”.
Tapadia mengatakan pengencer darah tidak cukup cepat melarutkan bekuan darah. Karena Itu, dokternya akhirnya menggunakan kateterisasi jantung, yang melibatkan pemasangan kateter Melewati pembuluh darahnya Hingga Didekat jantungnya Untuk melarutkan bekuan darah Didalam Untuk.
Mutakhir Setelahnya ia kembali Hingga Singapura, masih kehabisan napas dan Didalam detak jantung yang Menimbulkan Kekhawatiran, ia akhirnya pergi Untuk pemeriksaan.
Ia mengatakan Ahli Kebugaran memberitahunya bahwa ada gumpalan darah yang menjalar Hingga arteri pulmonalis yang menghubungkan jantung dan paru-parunya.
Tips mencegah DVT
Menurut Mayo Clinic, DVT dapat berkembang menjadi emboli paru, yang merupakan komplikasi yang Berpotensi Untuk mengancam jiwa yang terjadi Pada gumpalan darah terlepas dan tersangkut Hingga pembuluh darah Hingga paru-paru.
Menurut Parekh, Pada gumpalan bergerak Hingga paru-paru, Tanda-Tanda seperti sesak napas dan nyeri dada dapat terjadi. Ia mengatakan tidak ada cara Untuk sepenuhnya menghilangkan risiko trombosis vena Untuk, kata Parekh. Tetapi, ada cara Untuk Memangkas risiko Pada terbang.
Parekh punya satu kiat sederhana Untuk penumpang pesawat: pilih Bangku Hingga lorong.
Mayo Clinic menyarankan Untuk minum banyak air, berdiri dan berjalan Hingga Disekitar pesawat Pada penerbangan, melingkarkan pergelangan kaki Pada duduk, dan mengenakan stoking penyangga.
Olah Raga: Cobalah Untuk tetap aktif Didalam berjalan-jalan, Latihan, atau melakukan gerakan kaki Pada duduk Untuk penerbangan panjang.
Berikut tips Kemenjes Untuk mencegah DVT:
-Perubahan Life Style: Berhenti merokok, menjaga berat badan sehat, dan mengelola Penyakit kronis seperti diabetes.
-Compression Stockings: Penggunaan kaus kompresi dapat membantu Memperbaiki aliran darah Hingga kaki.
-Perawatan Pencegah Gumpalan Darah: Untuk beberapa Tindak Kejahatan, Ahli Kebugaran Bisa Jadi meresepkan antikoagulan (Perawatan pencegah gumpalan darah) Untuk Memangkas risiko DVT.
-Pemantauan Medis: Untuk individu Didalam risiko tinggi, seperti mereka yang menjalani operasi besar, pemantauan medis dan profilaksis dapat direkomendasikan.
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Ngeri! Diam-Diam Serangan Medis Mematikan Mengintai Penumpang Pesawat