Jakarta, CNBC Indonesia – Hajar Aswad adalah batu mulia surga berwarna hitam yang terletak Di salah satu sudut Ka’bah Di pintu emas. Batu istimewa itu adalah salah satu situs yang paling ingin dikunjungi Didalam umat Islam, terutama para jemaah haji atau umrah Untuk seluruh dunia.
Mengutip Untuk laman NU Online, Hajar Aswad adalah batu berwarna putih, seperti susu yang turun Untuk surga. Akan Tetapi, kini batu tersebut menjadi berwarna hitam Sebab telah menyerap dosa-dosa umat manusia Di Bumi. Hal ini tercantum Untuk hadis Nabi Muhammad SAW. yang diriwayatkan Untuk Ibn Abbas. Berikut hadisnya:
عن ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَزَلَ الْحَجَرُ الْأَسْوَدُ مِنْ الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنْ اللَّبَنِ فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِي آدَمَ
Artinya: “Untuk Ibnu Abbas berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Hajar Aswad turun Untuk surga berwarna sangat putih daripada susu, lalu berwarna hitam akibat dosa manusia.” (HR Sunan Tirmidzi).
Kisah batu mulia tersebut pun Mendorong para ilmuwan Untuk mencari tahu fakta dan jawaban sains Yang Berhubungan Didalam Hajar Aswad. Lantas, bagaimana hasilnya?
Ada hasil temuan ilmuwan yang menyebutkan bahwa Hajar Aswad mirip Didalam batu akik. Akan Tetapi, ada pula yang mengatakan bahwa Hajar Aswad dapat dikategorikan sebagai batu meteor.
Para ahli berpendapat, jika mengacu Di kisah Hajar Aswad sebagai batu yang berasal Untuk surga maka penggolongan sebagai batu meteor atau meteorit Dikatakan paling mendekati. Terlebih, fakta sejarah Menginformasikan terdapat jejak-jejak meteorit Di Di Ka’bah, tempat Hajar Aswad berada.
Untuk studi New Light on the Origin of the Holy Black Stone of the Ka’ba Di 1980, E. Thomsen menceritakan bahwa Di 1932 silam seorang peneliti bernama Philby Di Al-Hadidah menemukan kawah tumbukan meteor, yakni Wabar. Setelahnya diukur, kawah tersebut berukuran lebih Untuk 100 meter. Di Di Itu, ditemukan pula beberapa pecahan meteor Di Di kawah dan gurun.
Secara garis besar, pecahan meteor tersebut terbentuk Untuk peleburan pasir dan silika yang bercampur Didalam nikel. Thompson mengatakan bahwa seiring berjalannya waktu, campuran tersebut menimbulkan lapisan warna putih Untuk Untuk, tapi terbungkus cangkang hitam Di Dibagian luar. Warna hitam ini dihasilkan Untuk nikel yang diperoleh Untuk ledakan Nikel dan Ferum (besir) Di luar angkasa.
Berawa; Untuk pengamatan ini, Thomsen menyebut bahwa ciri-ciri pecahan meteor sesuai Didalam gambaran Hajar Aswad.
“Misalkan, warna putih (yang dipancarkan Hajar Aswad) Mungkin Saja berasal Untuk paparan Dibagian Untuk inti hasil campuran zat kimia itu,” katanya.
Menurutnya, lapisan warna putih itu sangat rapuh dan tidak Bertahan lama. Atas dasar ini, lapisan tersebut berada Untuk lapisan batuan berwarna hitam yang menyelimutinya. Artinya, batuan berwarna putih itu tak abadi dan bisa menghilang seiring waktu Agar kelak hanya tersisa batuan berwarna hitam saja.
Karena Itu, narasi Hajar Aswad Yang Berhubungan Didalam perubahan warna memang benar bisa ada penjelasannya secara sains. Berarti, bukan disebabkan Didalam penyerapan dosa-dosa manusia. Sambil Itu, bintik-bintik putih yang berada Untuk Hajar Aswad kiwari merupakan sisa-sisa kaca dan batu pasir.
“Batu meteor itu kemungkinan batu yang sama Didalam Hajar Aswad,” tulis Thomsen.
Pembuktian empirik lain juga menyangkut usia batu. Studi lain menjelaskan usia batu tersebut sesuai Didalam jangkauan pengamatan orang Arab kuno. Kemungkinan besar, batuan tersebut dibawa Di Makkah Lewat jalur Untuk Oman.
Akan Tetapi, teori Hajar Aswad berasal Untuk batu meteor juga punya kelemahan. Peneliti itu menyebut batu meteor tak bisa mengapung, tak bisa pecah menjadi pecahan kecil, hingga sulit menahan erosi.
Berencana tetapi, Hingga Pada Ini teori paling Di Yang Berhubungan Didalam Hajar Aswad adalah teori meteorit Agar kata Thomsen Berencana lebih tepat Untuk meneliti material yang berasal Untuk meteor.
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Para Ahli Telusuri Asal-usul Hajar Aswad, Apakah Benar Untuk Surga?